Sabtu, 27 November 2021

Jurnal Minggu Ke-12

 Model Papan Cerita


14 November 2021

Mendaftar Bimtek Merdeka Belajar dan Bimtek Numerasi dan Literasi di SIMPK. Hal ini saya lakukan secara sadar dan mandiri untuk mengembangkan kemampuan dan belajar tentang hal baru.


11-12 November 2021
Eksplorasi Konsep- Pembelajaran Modul 2.2
Disini kami disuguhkan 14 topik untuk dipelajari. Dimulai dari Pendahuluan hingga PSE Berbasis Kesadaran Penuh untuk mewujudkan Kesejahteraan hidup. Seluruh materi penting karena saya dapat memahami petingnya konsep Mindfulness bukan hanya untuk profesi saya sebagai guru, tetapi juga untuk meningkatkan penguasaan dan pengelolaan diri sebagai individu. Kami juga dikenalkan dengan Kompetensi Sosial Emosional yang dilibatkan dalam pembelajaran.


15-16 November 2021

Kami memperdalam konsep tentang KSE dan Mindfulness melalui studi kasus. Ada 5 cerita tentang seorang tokoh bernama Pak Eling yang digambarkan menghadapi beragam kegiatan dalam satu waktu yang pada akhirnya mengurangi produktivitasnya. Melalui studi kasus ini, kami belajar menerapkan teori yang kami peroleh sebelumnya dalam Eksplorasi Konsep. Melakukan kegiatan ini, saya seperti berefleksi, karena seperti Pak Eling, terkadang saya pun bukan pengendali emosi yang baik dan terkadang keputusan yang saya ambil pun belum bijaksana.

17 November 2021

Ruang Kolaborasi Sesi Diskusi

Dalam Ruang Kolaborasi pada modul ini, kelas kami dipecah menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok TK, SD, SMP dan SMA. Tetapi karena kelompok SMA hanya terdiri dari 1 CGP, maka karena saya merupakan guru kelas 9, saya ikut dalam kelompok SMA. Disini kami mendiskusikan apa yang sudah dan akan kami lakukan untuk menerapkan KSE dalam pembelajaran.


18 November 2021

Ruang Kolaborasi Sesi Presentasi

Kali ini kami mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan untuk kali ini kami mendapat giliran malam hari. Pukul 19.00 kegiatan dimulai melalui Room Gmeet. Partner saya adalah Frida Magdalena dari SMA Swadhipa Natar. Yang saya rasakan, saya menjadi lebih kaya ilmu karena mendapat partner dari jenjang berbeda. Pengaplikasian KSE ada kesamaan, namun dengan kemasan yang berbeda. Misalnya saja Konsultasi Karir di SMP lebih untuk mengarahkan siswa ke jenjang SMA atau sederajat, sementara untuk SMA lebih pada pengambilan jurusan dalam perkuliahan atau pekerjaan.


19 November 2021
Refleksi Terbimbing
Dalam bagian ini, kami diminta mengisi survey mengenai apa yang penting, apa yang menarik dan apa yang akan kami praktekkan setelah kami mempelajari modul 2.2 ini.





Sabtu, 13 November 2021

Jurnal Minggu Ke-10

Model Papan Cerita

10 November 2021


Koneksi Antar Materi Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi). Disini kami menghubungkan materi yang kami pelajari dalam Modul ini, dimulai dari Mulai dari diri hingga Elaborasi Konsep. Pembahasan saya mengenai Koneksi Antar Materi dapat dilihat pada Koneksi Antar Materi

10 November 2021


Memulai Aksi Nyata Pembelajaran Berdiferensiasi dengan melakukan Pemetaan dan Pre Test untuk Materi Narrative Text. Hal ini ditujukan supaya konten, proses dan produk pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan, minat dan profil belajar siswa. Untuk lebih lengkapnya, Pre Test dapat diakses melalui Link Pre Test Narrative Text dan Angket Pemetaan belajar dapat diakses melalui link Angket.

10 November 2021



Mulai mempelajari Modul 2.2 yaitu Pembelajaran Sosial dan Emosional. Seperti biasa kami Mulai dari diri dilanjut pada tanggal 11 dan 12 November dengan Eksplorasi Konsep yang dilakukan secara mandiri

HOMONIM (Materi Bahasa Lampung Kelas 8 Semester 1)

Satu kata diistilahko homonim, ki kata hena ngedok makna lebih anjak sai. Makna sina dapok diliyak anjak konteks kalimatni. Dilom kosakata Bahasa Lampung, lamon kata sai gegoh hinji. Homonim hinji dapok luwagh lamun diperluko. Ulih sebab sina, payu gham bulajagh tentang homonim dilom Bahasa Lampung.

Contoh:

Adi ngingun sai manuk jaguk 

(Adi memelihara satu ayam jago)

Manuk jaguk Adi sai balak sina, diakuk hulun

(Ayam jago Adi yang besar itu diambil orang)

Kata sai dilom kalimat peghtama diartiko "satu/ seekor", kidang dilom kalimat sai ke ghua ghetini iyulah "yang". Guwai paham ghetini kata homonim, gham musti liyak pai konteks kalmatni.

Contoh homonim sai baghih:

Bahasa Lampung                                            Bahasa Indonesia

Wai                                                                  Air, sungai

Bak                                                                  Bak mandi, Bapak

Mak                                                                 Ibu, tidak

Lapah                                                               Jalan, ayo/ mari

Haga                                                                 Akan, mau

Ghik                                                                  Dan, teman

Tawar                                                                Tanpa rasa, sembuh

Balak                                                                Besar, musibah

Betong                                                              Kenyang, perut


Rabu, 10 November 2021

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

 Mengajar, namun hasil tidak maksimal? Siswa lebih suka mencoret-coret buku catatannya dengan gambar alih-alih mengerjakan tugas yang diberikan? Mungkin masalahnya adalah kita tidak menyesuaikan metode yang kita pakai dengan kebutuhannya, sehingga siswa enggan dan tidak termotivasi untuk belajar. Lalu, apa solusinya?

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa. Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi, guru dituntut untuk mampu memetakan kebutuhan siswa didasarkan atas kesiapan belajarnya, minatnya dan profil belajarnya. Dari pemetaan inilah, guru menyusun suatu skenario pembelajaran yang menjadikan kebutuhan siswa sebagai subyek utama dalam pemilhan konten, proses maupun produk pembelajaran.



Setelah memetakan kesiapan siswa melalui Pre Test atau DIagnostik Test, guru dapat menyimpulkan siswa mana yang membutuhkan asupan lebih dalam pembelajaran karena termasuk dalam golongan yang sudah memiliki latar belakang pengetahuan atas materi yang akan diajarkan. Pun dapat menganalisis, siswa mana yang butuh bantuan lebih ke depannya. Hal ini jelas penting supaya siswa yang sudah memiliki kesiapan lebih tidak merasa bosan karena diberi asupan yang sudah dimilikinya, dan siswa yang belum siap tidak merasa diabaikan karena guru mengajar sesuai kebutuhannya. Demikian juga dengan pemetaan terhadap minat siswa. SIswa yang memiliki minat belajar sambil bermain mungkin tidak akan tertarik jika guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah. Begitupun siswa yang lebih suka pembelajaran berbasis IT, akan kurang tertarik jika guru memberikan materi secara konvensional tanpa melibatkan teknologi. Dengan menanyakan siswa, bagaimana mereka ingin proses pembelajaran diselenggarakan, guru telah menjadikan siswa aktor utama dalam pembelajaran. Hal yang tidak kalah penting adalah pemetaan Profil Belajar. Siswa auditori tentu tidak terpuaskan kebutuhannya jika guru lebih banyak menyampaikan materi melalui catatan, sebaiknya siswa visual tidak akan termotivasi jika guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, terlebih siswa kinestetik. Memetakan kebutuhan siswa dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi akan membantu siswa mencapai kesuksesan dalam belajar.



Pada modul sebelumnya, kita ingat bahwa KHD mengibaratkan guru seperti tukang kebun yang harus mampu menumbuhkan benih dalam kondisi tanah seperti apapun. Tukang kebun juga tidak dapat menumbuhkan padi menjadi jagung. Demikian juga dalam pembelajaran. Pembelajaran yang homogen berarti memaksakan siswa untuk keluar dari kodratnya, yang merupakan hal yang mustahil. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang manusiawi dan memerdekakan siswa, sehingga kelak dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.



Contoh laporan guru piket Praktik Kinerja PMM

  SIlakan Klik