Mengajar, namun hasil tidak maksimal? Siswa lebih suka mencoret-coret buku catatannya dengan gambar alih-alih mengerjakan tugas yang diberikan? Mungkin masalahnya adalah kita tidak menyesuaikan metode yang kita pakai dengan kebutuhannya, sehingga siswa enggan dan tidak termotivasi untuk belajar. Lalu, apa solusinya?
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa. Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi, guru dituntut untuk mampu memetakan kebutuhan siswa didasarkan atas kesiapan belajarnya, minatnya dan profil belajarnya. Dari pemetaan inilah, guru menyusun suatu skenario pembelajaran yang menjadikan kebutuhan siswa sebagai subyek utama dalam pemilhan konten, proses maupun produk pembelajaran.
Setelah memetakan kesiapan siswa melalui Pre Test atau DIagnostik Test, guru dapat menyimpulkan siswa mana yang membutuhkan asupan lebih dalam pembelajaran karena termasuk dalam golongan yang sudah memiliki latar belakang pengetahuan atas materi yang akan diajarkan. Pun dapat menganalisis, siswa mana yang butuh bantuan lebih ke depannya. Hal ini jelas penting supaya siswa yang sudah memiliki kesiapan lebih tidak merasa bosan karena diberi asupan yang sudah dimilikinya, dan siswa yang belum siap tidak merasa diabaikan karena guru mengajar sesuai kebutuhannya. Demikian juga dengan pemetaan terhadap minat siswa. SIswa yang memiliki minat belajar sambil bermain mungkin tidak akan tertarik jika guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah. Begitupun siswa yang lebih suka pembelajaran berbasis IT, akan kurang tertarik jika guru memberikan materi secara konvensional tanpa melibatkan teknologi. Dengan menanyakan siswa, bagaimana mereka ingin proses pembelajaran diselenggarakan, guru telah menjadikan siswa aktor utama dalam pembelajaran. Hal yang tidak kalah penting adalah pemetaan Profil Belajar. Siswa auditori tentu tidak terpuaskan kebutuhannya jika guru lebih banyak menyampaikan materi melalui catatan, sebaiknya siswa visual tidak akan termotivasi jika guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, terlebih siswa kinestetik. Memetakan kebutuhan siswa dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi akan membantu siswa mencapai kesuksesan dalam belajar.
Pada modul sebelumnya, kita ingat bahwa KHD mengibaratkan guru seperti tukang kebun yang harus mampu menumbuhkan benih dalam kondisi tanah seperti apapun. Tukang kebun juga tidak dapat menumbuhkan padi menjadi jagung. Demikian juga dalam pembelajaran. Pembelajaran yang homogen berarti memaksakan siswa untuk keluar dari kodratnya, yang merupakan hal yang mustahil. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang manusiawi dan memerdekakan siswa, sehingga kelak dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar