Selasa, 22 Februari 2022

Jurnal CGP Angkatan 3 Minggu Ke-19

 



14-16 Februari 2022
Demonstrasi Kontekstual

Kegiatan ini memakan waktu cukup lama, karena kami diminta untuk merencanakan bagaimana kami akan mentransfer pemahaman kami akan isi modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan. Hal ini juga dilengkapi dengan detail penting yaitu langkah awal, waktu dan siapa yang dilibatkan. Saya agak kesulitan dalam merencanakan kegiatan ini, karena pada dasarnya saya memang termasuk orang yang disorganized dan spontan
. Namun pada akhirnya kegiatan ini dapat saya selesaikan sebelum tenggat. Saya akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan saya dalam hal perencanaan.

17 Februari 2022
Elaborasi Konsep (Sesi Instruktur)


Instruktur kami untuk Modul 3.1 adalah Ibu Monika Irayati Irsan, seoranf pendiri Erudio Indonesia yang merupakan salah satu ekosistem pendidikan yang memiliki Erudio School of Art and Science dimana daam pengambilan keputusan melibatkan siswa di dalamnya. Beliau menyajikan materi dengan asik dan interaktif sehingga saya dapat lebih memahami materi. Harapan saya untuk sedikit tercerahkan terjawab dalam kegiatan ini. Harapan saya semoga dua modul tersisa dapat menimba pengalaman dengan tokoh-tokoh yang tidak kalah hebatnya dari Ibu Monika.

18 Februari 2022
Koneksi Antar Materi
 Dalam kegiatan ini kami diminta menjawab 10 pertanyaan yang merupakan tuntunan untuk merangkai hubungan antar modul yang sudah saya pelajari. Hambatan yang saya rasa adalah jelas harus mengingat kembali modul yang sudah dilewati. Libur satu bulan banyak mengikis memori saya tentang modul terdahulu sehingga saya harus membaca ulang intisari setiap modul. Semoga saya bisa memahami, dan bukan sekedar hapal teori yang saya dapatkan. 

Koneksi Antar Materi saya dapat di akses pada:


Selain itu, pada hari ini saya juga dikunjungi Pendamping Praktek saya, yaitu Ibu Galuh Puspitasari, S.Pd, Gr. Kami membahas pelaksanaan Coaching. Saya sampaikan kepada PP apa saja yang menjadi kendala selama pelaksanaan teknik Coaching, dimana sulit menemukan rekan yang bersedia membuka masalahnya sebagai bahan Coaching. Saya harap ke depannya sesama rekan sejawat dapat lebih terbuka satu sama lain dan dapat berkolaborasi lebih baik



Jurnal CGP Angkatan 3 Minggu Ke-18


 7-8 Februari 2022

Eksplorasi Konsep Mandiri


Dalam kegiatan ini, kami diharapkan dapat mengidentifikasi dan menganalisis prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan kerja masing-masing CGP, mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam rangka pengambilan keputusan menghadapi dilema etika serta bersikap reflekstis, kritis dan terbuka dalam pengambilan keputusan. Disini kami disajikan beberapa video terkait dilema etika dan bujukan moral dan diminta menganalisis studi kasus tersebut. Yang saya rasa adalah, ternyata selama ini saya menghadapi banyak sekali bujukan moral dan dilema etika dalam menjalani tugas sebagai Guru. Namun saya baru memahami berbagai istilah yang terkait dengannya serta langkah apa yang harus dilakukan untuk pengambilan dan pengujian keputusan terkait dilema etika. Hambatan dalam menyelesaikan materi ini adalah banyaknya materi yang disajikan, namun hal ini terbantu dengan beberapa video menarik terkait studi kasus dilema etika dan bujukan moral. Ke depannya saya berharap dapat mempraktekkan teori yang saya dapat pada bab ini dalam kondisi riil di lapangan.

9 Februari 2022

Ruang Kolaborasi (Sesi pengerjaan)

Dalam kegiatan ini, kami dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 CGP lintas jenjang. Kami diminta untuk menganalisis studi kasus terkait dilema etika (dapat sesuai dengan pengalaman pribadi ataupun ditarik dari kasus dalam LMS). Kami dibagi dalam BOR kecil dan mendiskusikan kasus apa yang akan kami analisa. dan keputusan apa yang akan kami buat dalam kondisi tersebut. Kendala yang saya hadapi adalah teknis. Saya terpental dari BOR dan tidak dapat masuk kembali, sehingga saya harus mengikuti diskusi melalui WA. Semoga ke depannya kendala seperti ini dapat saya antisipasi supaya tidak menghambat kepentingan bersama.

10 Februari 2022

Ruang Kolaborasi (Sesi Presentasi)


Dalam kegiatan ini, setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusi di hari sebelumnya. Saya masuk dalam kelompok 3 dan kasus yang kami angkat berdasarkan pengalaman nyata. Kendala yang kami alami adalah waktu. Kami melaksanakan agenda ini pukul 13.30, sementara beberapa dari kami baru sampai di rumah pada jam tersebut. Harapan saya supaya kegiatan seperti ini dapat disesuaikan dengan kegiatan CGP. 

11 Februari 2022

Refleksi Terbimbing


Pada Refleksi Terbimbing, kami dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang harus kami refleksikan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Kami juga diminta untuk memikirkan kembali dilema etika yang pernah kami hadapi dan apa yang kami lakukan untuk menyelesaikannya. Hambatan saya adalah saya masih sedikit bingung dengan beberapa istilah dan langkah, seperti penyusunan Opsi Trilema yang tepat dan beberapa hal lain. Saya harap kebingungan saya ini akan terjawab pada kegiatan-kegiatan berikutnya.

Kamis, 17 Februari 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Ki Hajar Dewantara dan asas Pratap Trilokanya merupakan kiblat dunia pendidikan kita. Guru sebagai tukang kebun untuk siswanya diwajibkan mampu menjadi teladan (Ing ngarsa sung tuladha), membangun semangat (Ing madya Mangun Karsa) dan menjadi motivator (Tut Wuri Handayani). Dengan asas ini, kita sadari bersama bahwa pusat orbit pendidikan kita adalah kebutuhan murid. Segala tindakan dan keputusan kita sebagai guru wajib ditujukan hanya untuk kepentingan dan kebaikan murid. Guru selaku pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan pada benturan kepentingan yang mengharuskannya mengambil keputusan. Sehebat apapun benturan tersebut, peran seorang guru adalah pembuat keputusan yang berpihak pada muridnya, yang memikirkan imbas yang lebih besar untuk muridnya.


Salah satu peran yang dimainkan guru adalah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Selaku seorang pemimpin, segala nilai dan pandangan yang kita anut akan mempengaruhi cara kita menelaah suatu hal. Pertimbangan yang kita ambil akan berdasarkan pengalaman yang nilai yang kita cenderung percayai. Hal ini akan memberikan pengaruh pada hasil akhir yaitu keputusan yang kita buat. Misalnya, seseorang yang menanamkan nilai empati pada dirinya, akan cenderung mengambil keputusan berdasarkan prinsip kasih sayang., sementara seseorang yang memegang teguh integritas akan cenderung memutuskan sesuatu berdasarkan prinsip keadilan. 


Pengambilan keputusan merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih terus menerus. Coaching merupakan salah satu bentuk melatih keterampilan pengambilan keputusan. Dalam Coaching kita banyak merefleksikan apa yang terjadi, fakta apa dan siapa saja yang terkait di dalamnya, solusi apa yang dapat ditempuh dan apa sekiranya hambatan yang akan ditemui, dan lain sebagainya. Coaching merupakan dialog mendalam terhadap diri sendiri untuk berfokus pada solusi, dan bukan pada masalahnya. 

Guru adalah manusia biasa yang tentu memiliki naik turun dalam emosinya. Tetapi pengelolaan emosi yang sehat dapat menghasilkan keputusan yang terbaik bagi setiap masalah yang dihadapinya. Bagaimana sistem pengelolaan emosi yang sehat? Seperti dijabarkan pada modul Pendidikan Sosial Emosional, teknik STOP sangat dianjurkan. Kesadaran penuh yang dimiliki seseorang membuatnya dapat berpikir tenang dan tidak gegabah dalam bertindak.
Menjadi pendidik, jelas Guru akan berhadapan dengan pembahasan sekitar moral dan etika. Pelanggaran-pelanggaran terkait moral dan etika sudah bukan hal asing. Terkadang, sebagai Guru kita mengambil jalan pintas untuk mengambil keputusan terkait hal ini. Namun jika kita renungi bersama, keputusan terkait hal ini akan cenderung mengacu pada nilai yang kita tanamkan dalam diri kita. Prinsip pengambilan keputusan merupakan kecenderungan seseorang bertindak yang dilandasi pada nilai yang dianutnya. Jika seorang guru mengimani nilai visioner dalam dirinya, maka keputusannya cenderung akan menggunakan prinsip jangka panjang dan berlandaskan hasil akhir. Seorang guru yang nilai sosialnya tinggi, akan lebih mendahulukan keputusan berlandaskan prinsip mendahulukan orang banyak alih-alih kepentingan individunya.
Hasil keputusan jelas tidak akan dapat menyenangkan seluruh pihak. Namun dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan terkait dilema etika, keputusan yang dibuat akan lebih berpihak pada murid. Keputusan yang telah melalui proses diskusi panjang dengan diri sendiri, penguasaan emosi yang sehat, coaching, analisis mendalam dan pengujian tentu akan lebih berkualitas. Hal ini jelas menciptakan lingkungan pendidikan yang positif bagi tumbuh kembang siswa. Dengan kata lain, pembuatan keputusan yang baik akan membantu Guru menjalankan tugasnya menciptakan "ladang" yang sehat untuk tanamannya dapat tumbuh dengan baik.

Bayangkan jika setiap guru membuat keputusan yang berpihak pada murid! Lingkungan seperti apa yang tercipta? Jika seluruh guru menjadikan muridnya sebagai pusat orbit pendidikan, maka pembelajaran yang memerderkakan murid akan bukan suatu hal yang mustahil untuk terwujud. Hal ini tentu bukan tanpa hambatan. Butuh waktu untuk terbiasa dengan alur pengambilan dan pengujian keputusan ini, butuh juga banyak usaha dan latihan. Banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya, yang tidak semuanya paham dengan alur pengambilan dan pengujian keputusan ini dapat merupakan hambatan. Apalagi setiap pihak memiliki kepentingan yang kadang bertabrakan. 
Dalam menghadapi benturan kepentingan ini, Guru harus kembali pada kepentingan muridnya. Bahkan keputusan yang seorang Guru ambil dapat mempengaruhi masa depan muridnya. Misalkan dalam memberikan nilai pada seorang siswa yang bisa dikatakan sudah berusaha maksimal namun nilainya masih belum sesuai KKM, jika Guru hanya mengandalkan prinsip keadilan tanpa melibatkan empati, maka siswa tersebut bisa tidak naik atau tidak lulus. Jelas hal ini akan mempengaruhi masa depan siswa tersebut. Bukan hanya masa depannya, namun mungkin etos kerjanya sebagai murid akan berubah. 

Dapat disimpulkan bahwa seorang guru wajib berpegang pada prinsip Pratap Triloka untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang perlu dilatih tanpa henti, yang merupakan pengolahan pemikiran mendalam yang melibatkan proses sosial emosional dan coaching. 

Semoga kita dapat menjadi Pemimpin Pembelajaran yang memerdekakan murid dan pengambil keputusan handal yang mendasarkan keputusannya pada kebaikan lebih besar untuk dunia pendidikan.



Kamis, 10 Februari 2022

Jurnal Minggu Ke-17 CGP Angkatan 3 Kabupaten Lampung Selatan

Rabu, 2 Februari 2022

Pre Test Paket Modul 3


Setelah non aktif selama satu bulan, kami kembali melaksanakan kegiatan lanjutan Program Guru Penggerak. Kegiatan kami mulai dengan melaksanakan Pre Test Paket Modul 3. Ada 15 soal yang kami hadapii, 14 soal Pilihan Ganda dan 1 soal menjodohkan istilah. Dari soal yang kami hadapi, sepertinya Modul 3 terkait dengan peran seorang guru sebagai Pemimpin Pembelajaran. Waktu yang diberikan 60 menit. Kendala yang saya hadapi adalah kendala kesehatan yang kurang baik. Saya mengerjakan tes dalam kondisi demam. Tetapi saya bersyukur nilai yang saya peroleh memuaskan.

Kamis, 3 Februari 2022

Mulai Dari Diri



Kami mulai mempelajari Modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam kegiatan awal yaitu Mulai dari Diri, kami diminta menjabarkan makna dari kutipan kalimat Bapak Nadiem Makarim

"Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.  Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu  itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik.  Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)"

Setelahnya kami diminta untuk memberi komentar satu sama lain sehingga terciptalah ruang diskusi. Awalnya butuh adaptasi ulang karena sudah lama kami tidak berkegiatan seperti ini, tetapi ruang diskusi ini sangat membantu karena kami dapat bertukar pikiran dengan sesama CGP. Kegiatan selanjutnya adalah mengisi survey dimana kami diberi beberapa pertanyaan terkait studi kasus dan harapan kami setelah mempelajari Modul 3 ini.

Jumat, 4 Februari 2022
Eksplorasi Konsep Mandiri

Dalam kegiatan ini, kami belajar prinsip pengambilan keputusan dan nilai-nilai kebajikan universal. Pada akhir kegiatan, kami diminta mewawancarai salah satu rekan sejawat terkait pendapatnya tentang suatu kasus. Kami diminta untuk bertanya keputusan apa yang rekan kami buat dan lalu kami diminta untuk memberi komentar terkait keputusan rekan tersebut. Kendala yang saya hadapi adalah tidak semua rekan kerja saya bisa berkolaborasi. Namun pada akhirnya kendala ini dapat diatasi dan tugas dapat saya laksanakan tepat waktu.





Contoh laporan guru piket Praktik Kinerja PMM

  SIlakan Klik