Senin, 04 April 2022

Hilang di Gunung Guntur

 Oleh

Ike Adelia Shilfa

Kelas 9D



Namaku gibran. Aku berumur 14 tahun. Pada tanggal 15  September aku meminta izin pada ibuku untuk naik ke Gunung Guntur dengan Aa' Aldi dari Bandung.

Singkat cerita pada tgl 18, aku sudah naik. Jam 1 siang aku video call ibuku  "Ibu aku udah naik dipos 1."  "Alhamdulillah" sahut ibuku. saat pukul 5 sore abangku video call lagi " Bu, aku sudah dipos 3."  Dipos 3 itulah kami mulai memasang tenda.

Dari pertama kali video call, ibuku melihat sudah bukan aku yang dilihat. Suaranya sudah lain,m ukanya pun lain. Saat itu juga ibuku merasa aneh "Gibran mana? Gibran mana?"  kata ibuku. "Ini, Bu...ini Bu" sahutku. Namun menurut ibuku hanya terdengar suaraku tapi aku tidak terlihat.

Saat aku mulai berangkat ke pos 2-3 dipertengahan jalan, disebelah kanan ada orang lewat tapi putih memakai baju putih, rambutnya panjang. Akupun tidak menggubris dan terus berjalan sampai akhirnya tiba dipos 3 untuk istirahat.

Singkat cerita aku aku sudah bangun tidur dan aku merasakan seperti ada disebuah curug.



Disana tidak ada tenda, tidak ada apa-apa. Disana banyak orang seperti perkampuangan tapi aku tidak mengenali orang-orang itu. Disana aku diberi makan oleh 3 orang wanita "Dek ini makanya" kata perempuan itu, dan langsung pergi. Sehari disana aku diberi makan 4x tapi aku tidak pernah memakannya.

Diperkampungan itu ada pocong dan sejenisnya. Anehnya disana aku tidak merasa takut sama sekali, malah rasanya seperti biasa saja. Disana aku juga diberi 5 buah pisang oleh siluman monyet berwarna abu-abu "Ini makan" kata monyet itu. "Ambil aja tuh dia baik, dia yang penjaga hutan ini, " kata penjaga yang menjagaku.

Setelah sehari itu  aku dibawa masuk gua disana ada wewe gombel. Aku mau dijadikan budaknya katanya. Aku mulai baca-baca ayat kursi dan alfatihah mulailah terbuka seperti ada cahaya yang seakan menuntun gibran untuk pulang. Tapi tidak semudah itu jin disana menghalangi gibran menuju cahaya itu.



Gua itu seperti tidak ada ujungnya. Aku sudah bolak-balik disana, tapi tidak ada jalan keluarnya. Aku mulai membaca ayat kursi lagi. Si wewe gombel tadi ngamuk dan memuntahkan semua makanan yang dimakanya. Tiba-tiba ada wanita minta tolong "tolong..tolong.." aku mau nolongin gimana. Aku baca alfatihah dan dia lepaa tapi malah ada muridnya. Wewe gombel utu ternyata punya banyak anak murid tapi ga berani mendekatiku. Setiap aku dekati mereka selalu menjauh. Penjagaku ngomong  dengan wewe gombel itu "kalo gibran ga kluat dari sini dia yang akan jadi muridmu." Aku baca ayat kursi lagi terus aku dikluarin.

Disana banyak mahluk-mahluk dunia lain yang berlalu lalang. Sampai akhirnya ada sesosok tuyul yang mengajak aku ngobrol. Ternyata tuyul tersebut dibuang oleh majikan nya ke gunung ini. "Saya mau pulang" ucap tuyul tersebut. "Makanya saya juga mau keluar" sahut ku. Dia menemaniku berjalan tapi saling berjauhan. Tidak lama kemudian tuyul tersebut tertidur.

Setelah kejadian tuyul tadi ada pocong diatas pohon. Pocong itu terdiam seperti akan bunuh diri. Disana ada juga banyak sosok-sosok lain yang berjejer tapi pocong itu sendirian.

Saat waktu menunjukan sekitar pukul setengah 5 ada yang neriakin gibran dari bawah "gibran..." teriak mang ade. "Disinii.." jawabku. Mang ada langsung naik ke atas disana aku diberi makan dulu. Lalu kami melanjutkan perjalanan turun kebawah. Kakiku rasanya sakit seperti ditusuk-tusuk beling. "Cepat kesini, dibawah ada tim sar" ucap mang ade. Sampai dibawah ada tim sar dan aku langsung digendong dan dibawa ke Puskesmas dengan ambulans.

Badanku masi kerasa berat. Ternyata masi ada yang mgikutin dari gunung itu. Masi ada bapak-bapak memakai baju hitam ngikutin sampai puskesmas, mereka akan memberiku keris. Mereka mengajakku ke istana "disana membutuhkan seorang raja" ucap bapak itu . Ternyata disana ada kerajaan gaib yang dipimpin oleh seorang ratu yang ingin menikahiku. Tapi aku terus menolak dan akhirnya sosok itupun pergi.

Demikianlah kisahku semoga menginspirasi teman-teman semua. Keindahan dan keelokan sebuah gunung memang menakjubkan tapi hendaknya kita selalu berhati-hati saat mengunjunginya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh laporan guru piket Praktik Kinerja PMM

  SIlakan Klik