Selasa, 22 Februari 2022

Jurnal CGP Angkatan 3 Minggu Ke-18


 7-8 Februari 2022

Eksplorasi Konsep Mandiri


Dalam kegiatan ini, kami diharapkan dapat mengidentifikasi dan menganalisis prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan kerja masing-masing CGP, mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam rangka pengambilan keputusan menghadapi dilema etika serta bersikap reflekstis, kritis dan terbuka dalam pengambilan keputusan. Disini kami disajikan beberapa video terkait dilema etika dan bujukan moral dan diminta menganalisis studi kasus tersebut. Yang saya rasa adalah, ternyata selama ini saya menghadapi banyak sekali bujukan moral dan dilema etika dalam menjalani tugas sebagai Guru. Namun saya baru memahami berbagai istilah yang terkait dengannya serta langkah apa yang harus dilakukan untuk pengambilan dan pengujian keputusan terkait dilema etika. Hambatan dalam menyelesaikan materi ini adalah banyaknya materi yang disajikan, namun hal ini terbantu dengan beberapa video menarik terkait studi kasus dilema etika dan bujukan moral. Ke depannya saya berharap dapat mempraktekkan teori yang saya dapat pada bab ini dalam kondisi riil di lapangan.

9 Februari 2022

Ruang Kolaborasi (Sesi pengerjaan)

Dalam kegiatan ini, kami dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 CGP lintas jenjang. Kami diminta untuk menganalisis studi kasus terkait dilema etika (dapat sesuai dengan pengalaman pribadi ataupun ditarik dari kasus dalam LMS). Kami dibagi dalam BOR kecil dan mendiskusikan kasus apa yang akan kami analisa. dan keputusan apa yang akan kami buat dalam kondisi tersebut. Kendala yang saya hadapi adalah teknis. Saya terpental dari BOR dan tidak dapat masuk kembali, sehingga saya harus mengikuti diskusi melalui WA. Semoga ke depannya kendala seperti ini dapat saya antisipasi supaya tidak menghambat kepentingan bersama.

10 Februari 2022

Ruang Kolaborasi (Sesi Presentasi)


Dalam kegiatan ini, setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusi di hari sebelumnya. Saya masuk dalam kelompok 3 dan kasus yang kami angkat berdasarkan pengalaman nyata. Kendala yang kami alami adalah waktu. Kami melaksanakan agenda ini pukul 13.30, sementara beberapa dari kami baru sampai di rumah pada jam tersebut. Harapan saya supaya kegiatan seperti ini dapat disesuaikan dengan kegiatan CGP. 

11 Februari 2022

Refleksi Terbimbing


Pada Refleksi Terbimbing, kami dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang harus kami refleksikan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Kami juga diminta untuk memikirkan kembali dilema etika yang pernah kami hadapi dan apa yang kami lakukan untuk menyelesaikannya. Hambatan saya adalah saya masih sedikit bingung dengan beberapa istilah dan langkah, seperti penyusunan Opsi Trilema yang tepat dan beberapa hal lain. Saya harap kebingungan saya ini akan terjawab pada kegiatan-kegiatan berikutnya.

Kamis, 17 Februari 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Ki Hajar Dewantara dan asas Pratap Trilokanya merupakan kiblat dunia pendidikan kita. Guru sebagai tukang kebun untuk siswanya diwajibkan mampu menjadi teladan (Ing ngarsa sung tuladha), membangun semangat (Ing madya Mangun Karsa) dan menjadi motivator (Tut Wuri Handayani). Dengan asas ini, kita sadari bersama bahwa pusat orbit pendidikan kita adalah kebutuhan murid. Segala tindakan dan keputusan kita sebagai guru wajib ditujukan hanya untuk kepentingan dan kebaikan murid. Guru selaku pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan pada benturan kepentingan yang mengharuskannya mengambil keputusan. Sehebat apapun benturan tersebut, peran seorang guru adalah pembuat keputusan yang berpihak pada muridnya, yang memikirkan imbas yang lebih besar untuk muridnya.


Salah satu peran yang dimainkan guru adalah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Selaku seorang pemimpin, segala nilai dan pandangan yang kita anut akan mempengaruhi cara kita menelaah suatu hal. Pertimbangan yang kita ambil akan berdasarkan pengalaman yang nilai yang kita cenderung percayai. Hal ini akan memberikan pengaruh pada hasil akhir yaitu keputusan yang kita buat. Misalnya, seseorang yang menanamkan nilai empati pada dirinya, akan cenderung mengambil keputusan berdasarkan prinsip kasih sayang., sementara seseorang yang memegang teguh integritas akan cenderung memutuskan sesuatu berdasarkan prinsip keadilan. 


Pengambilan keputusan merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih terus menerus. Coaching merupakan salah satu bentuk melatih keterampilan pengambilan keputusan. Dalam Coaching kita banyak merefleksikan apa yang terjadi, fakta apa dan siapa saja yang terkait di dalamnya, solusi apa yang dapat ditempuh dan apa sekiranya hambatan yang akan ditemui, dan lain sebagainya. Coaching merupakan dialog mendalam terhadap diri sendiri untuk berfokus pada solusi, dan bukan pada masalahnya. 

Guru adalah manusia biasa yang tentu memiliki naik turun dalam emosinya. Tetapi pengelolaan emosi yang sehat dapat menghasilkan keputusan yang terbaik bagi setiap masalah yang dihadapinya. Bagaimana sistem pengelolaan emosi yang sehat? Seperti dijabarkan pada modul Pendidikan Sosial Emosional, teknik STOP sangat dianjurkan. Kesadaran penuh yang dimiliki seseorang membuatnya dapat berpikir tenang dan tidak gegabah dalam bertindak.
Menjadi pendidik, jelas Guru akan berhadapan dengan pembahasan sekitar moral dan etika. Pelanggaran-pelanggaran terkait moral dan etika sudah bukan hal asing. Terkadang, sebagai Guru kita mengambil jalan pintas untuk mengambil keputusan terkait hal ini. Namun jika kita renungi bersama, keputusan terkait hal ini akan cenderung mengacu pada nilai yang kita tanamkan dalam diri kita. Prinsip pengambilan keputusan merupakan kecenderungan seseorang bertindak yang dilandasi pada nilai yang dianutnya. Jika seorang guru mengimani nilai visioner dalam dirinya, maka keputusannya cenderung akan menggunakan prinsip jangka panjang dan berlandaskan hasil akhir. Seorang guru yang nilai sosialnya tinggi, akan lebih mendahulukan keputusan berlandaskan prinsip mendahulukan orang banyak alih-alih kepentingan individunya.
Hasil keputusan jelas tidak akan dapat menyenangkan seluruh pihak. Namun dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan terkait dilema etika, keputusan yang dibuat akan lebih berpihak pada murid. Keputusan yang telah melalui proses diskusi panjang dengan diri sendiri, penguasaan emosi yang sehat, coaching, analisis mendalam dan pengujian tentu akan lebih berkualitas. Hal ini jelas menciptakan lingkungan pendidikan yang positif bagi tumbuh kembang siswa. Dengan kata lain, pembuatan keputusan yang baik akan membantu Guru menjalankan tugasnya menciptakan "ladang" yang sehat untuk tanamannya dapat tumbuh dengan baik.

Bayangkan jika setiap guru membuat keputusan yang berpihak pada murid! Lingkungan seperti apa yang tercipta? Jika seluruh guru menjadikan muridnya sebagai pusat orbit pendidikan, maka pembelajaran yang memerderkakan murid akan bukan suatu hal yang mustahil untuk terwujud. Hal ini tentu bukan tanpa hambatan. Butuh waktu untuk terbiasa dengan alur pengambilan dan pengujian keputusan ini, butuh juga banyak usaha dan latihan. Banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya, yang tidak semuanya paham dengan alur pengambilan dan pengujian keputusan ini dapat merupakan hambatan. Apalagi setiap pihak memiliki kepentingan yang kadang bertabrakan. 
Dalam menghadapi benturan kepentingan ini, Guru harus kembali pada kepentingan muridnya. Bahkan keputusan yang seorang Guru ambil dapat mempengaruhi masa depan muridnya. Misalkan dalam memberikan nilai pada seorang siswa yang bisa dikatakan sudah berusaha maksimal namun nilainya masih belum sesuai KKM, jika Guru hanya mengandalkan prinsip keadilan tanpa melibatkan empati, maka siswa tersebut bisa tidak naik atau tidak lulus. Jelas hal ini akan mempengaruhi masa depan siswa tersebut. Bukan hanya masa depannya, namun mungkin etos kerjanya sebagai murid akan berubah. 

Dapat disimpulkan bahwa seorang guru wajib berpegang pada prinsip Pratap Triloka untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang perlu dilatih tanpa henti, yang merupakan pengolahan pemikiran mendalam yang melibatkan proses sosial emosional dan coaching. 

Semoga kita dapat menjadi Pemimpin Pembelajaran yang memerdekakan murid dan pengambil keputusan handal yang mendasarkan keputusannya pada kebaikan lebih besar untuk dunia pendidikan.



Kamis, 10 Februari 2022

Jurnal Minggu Ke-17 CGP Angkatan 3 Kabupaten Lampung Selatan

Rabu, 2 Februari 2022

Pre Test Paket Modul 3


Setelah non aktif selama satu bulan, kami kembali melaksanakan kegiatan lanjutan Program Guru Penggerak. Kegiatan kami mulai dengan melaksanakan Pre Test Paket Modul 3. Ada 15 soal yang kami hadapii, 14 soal Pilihan Ganda dan 1 soal menjodohkan istilah. Dari soal yang kami hadapi, sepertinya Modul 3 terkait dengan peran seorang guru sebagai Pemimpin Pembelajaran. Waktu yang diberikan 60 menit. Kendala yang saya hadapi adalah kendala kesehatan yang kurang baik. Saya mengerjakan tes dalam kondisi demam. Tetapi saya bersyukur nilai yang saya peroleh memuaskan.

Kamis, 3 Februari 2022

Mulai Dari Diri



Kami mulai mempelajari Modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam kegiatan awal yaitu Mulai dari Diri, kami diminta menjabarkan makna dari kutipan kalimat Bapak Nadiem Makarim

"Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.  Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu  itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik.  Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)"

Setelahnya kami diminta untuk memberi komentar satu sama lain sehingga terciptalah ruang diskusi. Awalnya butuh adaptasi ulang karena sudah lama kami tidak berkegiatan seperti ini, tetapi ruang diskusi ini sangat membantu karena kami dapat bertukar pikiran dengan sesama CGP. Kegiatan selanjutnya adalah mengisi survey dimana kami diberi beberapa pertanyaan terkait studi kasus dan harapan kami setelah mempelajari Modul 3 ini.

Jumat, 4 Februari 2022
Eksplorasi Konsep Mandiri

Dalam kegiatan ini, kami belajar prinsip pengambilan keputusan dan nilai-nilai kebajikan universal. Pada akhir kegiatan, kami diminta mewawancarai salah satu rekan sejawat terkait pendapatnya tentang suatu kasus. Kami diminta untuk bertanya keputusan apa yang rekan kami buat dan lalu kami diminta untuk memberi komentar terkait keputusan rekan tersebut. Kendala yang saya hadapi adalah tidak semua rekan kerja saya bisa berkolaborasi. Namun pada akhirnya kendala ini dapat diatasi dan tugas dapat saya laksanakan tepat waktu.





Sabtu, 18 Desember 2021

Jurnal Minggu Ke-16

 

13 Desember 2021 - Elaborasi Konsep (sesi Instruktur)

Dalam kegiatan ini, kami belajar lebih dalam tentang konsep Coaching. Instruktur kami adalah Ibu Murti Ayu Wijayanti. Beliau menyampaikan materi dengan baik dan interaktif. Beliau melibatkan seluruh peserta untuk mencoba teknik Coaching dan memberikan evaluasi jika terjadi kekeliruan. Sejauh ini, Ibu Murti adalah salah satu Instruktur terbaik. Harapan saya adalah semoga ke depannya instruktur yang dihadirkan sekelas dengan beliau atau lebih baik lagi, sehingga proses pembelajaran menarik dan hidup.


14 Desember 2021 - Koneksi Antar Materi

Dalam kegiatan ini, kami diminta untuk menghubungkan materi-materi dari modul yang sudah kami pelajari dan membentuknya dalam grafik, video atau media lain yang kami sukai. Saya memilih bentuk infografik karena saya rasa simple dan tidak menyita waktu. Tantangannya adalah menarik benang merah supaya materi dapat terkoneksi dengan baik dan menjadi suatu konsep yang utuh. 


15 Desember 2021 - Aksi Nyata Modul 2.3

Dalam hal ini kami diminta untuk melakukan teknik Coaching seperti pada Demonstrasi Kontekstual. Lagi-lagi waktu jadi penghambat karena kegiatan ini bersamaan dengan pengerjaan nilai Laporan Penilaian Elektronik (e-raport) sehingga seluruh rekan saya sibuk. Harapan saya semoga penyusunan jadwal ke depan dapat memperhatikan kalender akademik supaya tidak saling bertabrakan dan mengganggu tugas utama.


16 Desember 2021 - Post Test Paket Modul 2

Kami sampai pada ujung perjalanan Modul 2 yaitu Post-Test. Saya agak khawatir karena hari dimana Test dilaksanakan, kegiatan saya super padat di sekolah karena sedang melaksanakan pengisian Laporan Penilaian dan mempersiapkan Perpustakaan untuk kunjungan Inspektorat. Saya tidak punya waktu untuk belajar, sehingga lumayan pasrah dengan hasilnya. Dan sangat bersyukur ternyata hasil yang saya peroleh masih meningkat dari hasi Pre-Test terdahulu. Harapan saya semoga untuk tes terakhir nanti di modul 3, saya bisa lebih baik lagi.


Jurnal Minggu ke-15

 


6 Desember 2021- Ruang Kolaborasi sesi Pengerjaan

Dalam kegiatan ini, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang. Setiap individu bertukar peran sesuai dengan studi kasus yang disediakan LMS. Kasus yang disediakan adalah: Coaching siswa yang tidak percaya diri untuk mewakili sekolah dalam lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten, Coaching siswa yang bermasalah karena tidak ikut les privat pelajaran seorang guru dan seringkali disindir, Coaching rekan sejawat yang ditegur Pengawas sekolah karena tidak menggunakan Buku Paket saat mengajar. Dalam kasus 1, saya berperan sebagai Coachee, dalam kasus 2 saya berperan sebagai Coach dan dalam kasus ke-3 saya berperan sebagai pengamat. Kegiatan ini menyenangkan karena kami dapat bekerjasama dan bermain peran. Melalui dialog yang dibangun, kami dapat memperoleh gambaran seperti apa itu teknik Coaching. Tantangannya adalah terkadang dalam situasi nyata, Coachee tidak dengan sukarela menemui kita untuk bercerita, tidak juga terbuka saat ditanya dan seringkali terhambat menyusun rencana.


7 Desember 2021 - Ruang Kolaborasi sesi Presentasi

Kali ini kami bukan lagi berlatih teknik Coaching, tetapi sudah praktek dan wajib merekam melalui Google Meet. Agak sedikit khawatir karena jaringan kurang bagus, dan perlu waktu lama untuk menunggu supaya hasil rekaman masuk ke Google Drive. Hambatan yang dihadapi karena tidak semua anggota kelompok saya memiliki akun Belajar.id. Harapannya semoga ke depannya seluruh guru dan tendik dari jenjang apapun memiliki akun ini dan semoga setiap provinsi memiliki admin super sehingga apabila terdapat masalah, tidak perlu mengurus ke pusat.

8 Desember 2021 - Refleksi Terbimbing
Kegiatan berikutnya adalah Refleksi Terbimbing. Dalam hal ini, kami diminta untuk mengisi angket sesuai dengan Modul 2.3 yaitu Coaching. Kegiatan ini seperti renungan akan apa yang sudah kami pelajari dan lakukan sejauh ini.




9-10 Desember 2021 - Demonstrasi Kontekstual
Dalam kegiatan ini, kami diminta untuk melakukan Praktek Coaching dengan rekan sejawat di sekolah. Dalam hal ini saya mengangkat topik ditegur Kepala Sekolah karena sering terlambat. Hambatan yang saya hadapi adalah waktu. Jadwal untuk kegiatan ini bersamaan dengan persiapan Penilaian Akhir Semester di sekolah saya sehingga rekan-rekan saya lumayan sibuk. Saya harap ke depannya, penyusunan jadwal juga memperhatikan kalender akademik.


11 Desember 2021- Lokakarya 4
Dalam Lokakarya ini kami ditempatkan di Negeri Baru Resort Kalianda. Kegiatan yang kami lakukan antara lain: Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi, teknik Mindfullness dan teknik Coaching. Lokakarya selalu asyik, terlebih karena kali ini grup yang ada dalam 1 kelas kami semuanya asyik dan kolaboratif sehingga suasana akrab walau baru bertemu pertama kali. Yang kami keluhkan adalah lokasinya karena tidak terawat, kurang resik dan toilet yang tidak berfungsi. Harapan saya semoga ke depannya lokasi ini tidak lagi dipilih, karena kenyamanan juga merupakan faktor utama dalam belajar.


Sabtu, 04 Desember 2021

Jurnal Minggu Ke-14

 


30 November 2021
Mulai dari Diri Modul 2.3
Dalam modul ini kami belajar tentang teknik Coaching. Coaching adalah proses diskusi dan kolaborasi antara Coach dan Coachee yang terfokus pada solusi secara sistematis dan terarah untuk menyelesaikan masalah atau hambatan yang dihadapi.
2 Desember 2021

Menyelesaikan Bimtek Merdeka Belajar.

Materi yang saya dapat dari Bimtek ini kurang lebih sealur dengan yang saya pelajari dari modul Calon Guru Penggerak. Dalam bimtek ini, saya belajar kembali tentang Filosofi Pemikiran KHD dan relevansinya pada pendidikan era modern serta konsep merdeka belajar. Saya merasa senang karena dapat menyelesaikan Bimtek tepat waktu dengan hasil yang baik. Saya harap semoga yang saya dapat bukan hanya sekedar teori, namun dapat diaplikasikan dalam pembelajaran sehari-hari.


2-3 Desember 2021
Eksplorasi Konsep Mandiri
Dalam kegiatan ini, kami diminta untuk menjawab serangkaian pertanyaan berdasarkan analisis studi kasus, video atau penjelasan. Saya agak sedikit bingung dalam materi ini, terutama karena proses Coaching idealnya diinisiasi oleh Coachee sementara pada kenyataannya, siswa di sekolah saya kurang mau untuk berinisiatif meminta bantuan jika mereka menemui hambatan. Saya juga masih harus belajar banyak, bertukar ide dan pengalaman, mencari beragam sumber untuk menyusun strategi yang tepat karena Coaching membutuhkan pilihan-pilihan strategi, bukan hanya satu solusi. Saya berharap, saya dan rekan sejawat yang tergabung dalam komunitas praktisi serta siswa saya dapat berkolaborasi dalam praktek Coaching.

3 Desember 2021
Eksplorasi Konsep Sesi Diskusi
Dalam kegiatan ini kami diminta mengamati suatu video seorang guru yang sedang melakukan Coaching dengan muridnya yang mengalami hambatan dalam suatu pelajaran. Kami juga diminta untuk menjawab 4 pertanyaan terkait video tersebut. Saya mulai sedikit tercerahkan, bahwa apabila coachee tidak berinisiatif menemui kita, kita dapat memulai lebih dahulu, tentu dengan data yang diperoleh melalui pengamatan. Di dalam video itu nyata ditampilkan bahwa siswa menceritakan pengalaman yang sudah dicobanya untuk mengatasi hambatan yang dihadapinya. Jelas juga ditampilkan, siswa sudah memikirkan strategi apa yang akan dicobanya untuk mengatasi hambatannya. Coach hanya menuntun saja supaya Coachee dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya. Saya kurang yakin hal ini dapat saya aplikasikan di sekolah saya. Karena sejauh saya mengamati, siswa saya hanya terfokus pada hambatan dan tidak mencari solusi apa yang harus mereka ambil untuk mengatasi hambatannya. Saya juga ragu memiliki waktu yang cukup untuk mengaplikasikan teknik ini ke seluruh siswa yang saya miliki, karena jika membahas tentang hambatan pasca daring, nyaris seluruh siswa saya memiliki hambatan loss learning yang sama., namun dengan alasan yang berbeda.




Jurnal Minggu ke-13


 22-23 November

Demonstrasi Kontekstual

Dalam kegiatan ini kami diminta untuk membuat suatu RPP yang menunjukkan diferensiasi baik itu diferensiasi kontek, proses ataupun produk serta menyertakan pendidikan sosial emosional di dalamnya. Materi yang saya pilih adalah Teks Naratif dengan diferensiasi konten dan proses serta menyertakan Kompetensi Penguasaan diri, Pengeloon diri, Kesadaran Sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Yang saya rasakan dalam kegiatan ini adalah tertantang, karena dalam situasi PTM kami hanya memiliki waktu dan siswa terbatas sementara kegiatan yang akan saya lakukan banyak dan mengharapkan partisipasi aktif siswa. Harapan saya, RPP ini akan membantu saya untuk dapat memanajemen waktu dan kegiatan, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin saya capai dapat terwujud.


24 November 2021

Elaborasi Pemahaman (sesi Instruktur)

Kami berdiskusi tentang materi Pembelajaran Sosial Emosional lebih dalam dengan instruktur Ibu Purnamasari Pelupessy. Dalam sesi ini kami diberi paparan lebih dalam tentang materi yang sedang kami pelajari dan menanyakan tentang hambatan yang kami hadapi di sekolah masing-masing. Saya berharap, sesi ini dapat membantu dan menguatkan saya supaya dapat mengaplikasikan Pembelajaran Sosial Emosional secara konsisten untuk mewujudkan konsep Merdeka Belajar.


25 November 2021

Koneksi Antar Materi

Dalam kegiatan ini, kami menghubungkan materi-materi yang sudah kami pelajari dari modul 1.1 hingga modul 2.2. Saya memilih untuk menyajikan dalam bentuk infografis karena saya belum pernah menggunakan media ini sebelumnya. Yang saya rasakan adalah saya senang karena mempelajari media baru dan kegiatan ini menyegarkan kembali memori saya tentang materi yang sudah kami lewati sebelumnya. Saya harap apa yang saya lakukan dalam kegiatan ini dapat menguatkan konsep saya tentang bagaimana mengaplikasikan merdeka belajar yang sesungguhnya.


26- 29 November 2021

Aksi Nyata Modul 2.2

Disini kami diminta untuk merekam sesi pembelajaran yang melibatkan diferensiasi dan kompetensi sosial emosional dalam waktu 15 sampai 20 menit dan mengunggahnya ke LMS. Siswa yang saya libatkan dari kelas 9-D. Latar belakang siswa beragam. Yang saya rasakan adalah saya senang karena melihat siswa saya antusiasi, terutama saat sesi bermain berkelompok. Masih ada hal yang harus diperbaiki, yaitu rasa percaya diri siswa saya saat sesi presentasi, mungkin dikarenakan mereka harus beradaptasi lagi setelah selama ini belajar melalui metode daring. Dalam pembelajaran ini saya mengaplikasikan teknologi sebagai media bantu. Dalam pembelajaran ini, saya menemui hambatan karena terkadang siswa saya mengalami gangguan jaringan dan WIFI sekolah tidak mencapai spot kelas saya. Dalam mengatasi masalah ini, saya mempersilakan siswa untuk menggunakan hotspot pribadi saya. Saya harap, ke depannya siswa saya dapat lebih mandiri dan percaya diri serta lebih terlibat secara aktif dalam pembelajaran.



Sabtu, 27 November 2021

Jurnal Minggu Ke-12

 Model Papan Cerita


14 November 2021

Mendaftar Bimtek Merdeka Belajar dan Bimtek Numerasi dan Literasi di SIMPK. Hal ini saya lakukan secara sadar dan mandiri untuk mengembangkan kemampuan dan belajar tentang hal baru.


11-12 November 2021
Eksplorasi Konsep- Pembelajaran Modul 2.2
Disini kami disuguhkan 14 topik untuk dipelajari. Dimulai dari Pendahuluan hingga PSE Berbasis Kesadaran Penuh untuk mewujudkan Kesejahteraan hidup. Seluruh materi penting karena saya dapat memahami petingnya konsep Mindfulness bukan hanya untuk profesi saya sebagai guru, tetapi juga untuk meningkatkan penguasaan dan pengelolaan diri sebagai individu. Kami juga dikenalkan dengan Kompetensi Sosial Emosional yang dilibatkan dalam pembelajaran.


15-16 November 2021

Kami memperdalam konsep tentang KSE dan Mindfulness melalui studi kasus. Ada 5 cerita tentang seorang tokoh bernama Pak Eling yang digambarkan menghadapi beragam kegiatan dalam satu waktu yang pada akhirnya mengurangi produktivitasnya. Melalui studi kasus ini, kami belajar menerapkan teori yang kami peroleh sebelumnya dalam Eksplorasi Konsep. Melakukan kegiatan ini, saya seperti berefleksi, karena seperti Pak Eling, terkadang saya pun bukan pengendali emosi yang baik dan terkadang keputusan yang saya ambil pun belum bijaksana.

17 November 2021

Ruang Kolaborasi Sesi Diskusi

Dalam Ruang Kolaborasi pada modul ini, kelas kami dipecah menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok TK, SD, SMP dan SMA. Tetapi karena kelompok SMA hanya terdiri dari 1 CGP, maka karena saya merupakan guru kelas 9, saya ikut dalam kelompok SMA. Disini kami mendiskusikan apa yang sudah dan akan kami lakukan untuk menerapkan KSE dalam pembelajaran.


18 November 2021

Ruang Kolaborasi Sesi Presentasi

Kali ini kami mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan untuk kali ini kami mendapat giliran malam hari. Pukul 19.00 kegiatan dimulai melalui Room Gmeet. Partner saya adalah Frida Magdalena dari SMA Swadhipa Natar. Yang saya rasakan, saya menjadi lebih kaya ilmu karena mendapat partner dari jenjang berbeda. Pengaplikasian KSE ada kesamaan, namun dengan kemasan yang berbeda. Misalnya saja Konsultasi Karir di SMP lebih untuk mengarahkan siswa ke jenjang SMA atau sederajat, sementara untuk SMA lebih pada pengambilan jurusan dalam perkuliahan atau pekerjaan.


19 November 2021
Refleksi Terbimbing
Dalam bagian ini, kami diminta mengisi survey mengenai apa yang penting, apa yang menarik dan apa yang akan kami praktekkan setelah kami mempelajari modul 2.2 ini.





Sabtu, 13 November 2021

Jurnal Minggu Ke-10

Model Papan Cerita

10 November 2021


Koneksi Antar Materi Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi). Disini kami menghubungkan materi yang kami pelajari dalam Modul ini, dimulai dari Mulai dari diri hingga Elaborasi Konsep. Pembahasan saya mengenai Koneksi Antar Materi dapat dilihat pada Koneksi Antar Materi

10 November 2021


Memulai Aksi Nyata Pembelajaran Berdiferensiasi dengan melakukan Pemetaan dan Pre Test untuk Materi Narrative Text. Hal ini ditujukan supaya konten, proses dan produk pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan, minat dan profil belajar siswa. Untuk lebih lengkapnya, Pre Test dapat diakses melalui Link Pre Test Narrative Text dan Angket Pemetaan belajar dapat diakses melalui link Angket.

10 November 2021



Mulai mempelajari Modul 2.2 yaitu Pembelajaran Sosial dan Emosional. Seperti biasa kami Mulai dari diri dilanjut pada tanggal 11 dan 12 November dengan Eksplorasi Konsep yang dilakukan secara mandiri

HOMONIM (Materi Bahasa Lampung Kelas 8 Semester 1)

Satu kata diistilahko homonim, ki kata hena ngedok makna lebih anjak sai. Makna sina dapok diliyak anjak konteks kalimatni. Dilom kosakata Bahasa Lampung, lamon kata sai gegoh hinji. Homonim hinji dapok luwagh lamun diperluko. Ulih sebab sina, payu gham bulajagh tentang homonim dilom Bahasa Lampung.

Contoh:

Adi ngingun sai manuk jaguk 

(Adi memelihara satu ayam jago)

Manuk jaguk Adi sai balak sina, diakuk hulun

(Ayam jago Adi yang besar itu diambil orang)

Kata sai dilom kalimat peghtama diartiko "satu/ seekor", kidang dilom kalimat sai ke ghua ghetini iyulah "yang". Guwai paham ghetini kata homonim, gham musti liyak pai konteks kalmatni.

Contoh homonim sai baghih:

Bahasa Lampung                                            Bahasa Indonesia

Wai                                                                  Air, sungai

Bak                                                                  Bak mandi, Bapak

Mak                                                                 Ibu, tidak

Lapah                                                               Jalan, ayo/ mari

Haga                                                                 Akan, mau

Ghik                                                                  Dan, teman

Tawar                                                                Tanpa rasa, sembuh

Balak                                                                Besar, musibah

Betong                                                              Kenyang, perut


Rabu, 10 November 2021

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

 Mengajar, namun hasil tidak maksimal? Siswa lebih suka mencoret-coret buku catatannya dengan gambar alih-alih mengerjakan tugas yang diberikan? Mungkin masalahnya adalah kita tidak menyesuaikan metode yang kita pakai dengan kebutuhannya, sehingga siswa enggan dan tidak termotivasi untuk belajar. Lalu, apa solusinya?

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa. Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi, guru dituntut untuk mampu memetakan kebutuhan siswa didasarkan atas kesiapan belajarnya, minatnya dan profil belajarnya. Dari pemetaan inilah, guru menyusun suatu skenario pembelajaran yang menjadikan kebutuhan siswa sebagai subyek utama dalam pemilhan konten, proses maupun produk pembelajaran.



Setelah memetakan kesiapan siswa melalui Pre Test atau DIagnostik Test, guru dapat menyimpulkan siswa mana yang membutuhkan asupan lebih dalam pembelajaran karena termasuk dalam golongan yang sudah memiliki latar belakang pengetahuan atas materi yang akan diajarkan. Pun dapat menganalisis, siswa mana yang butuh bantuan lebih ke depannya. Hal ini jelas penting supaya siswa yang sudah memiliki kesiapan lebih tidak merasa bosan karena diberi asupan yang sudah dimilikinya, dan siswa yang belum siap tidak merasa diabaikan karena guru mengajar sesuai kebutuhannya. Demikian juga dengan pemetaan terhadap minat siswa. SIswa yang memiliki minat belajar sambil bermain mungkin tidak akan tertarik jika guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah. Begitupun siswa yang lebih suka pembelajaran berbasis IT, akan kurang tertarik jika guru memberikan materi secara konvensional tanpa melibatkan teknologi. Dengan menanyakan siswa, bagaimana mereka ingin proses pembelajaran diselenggarakan, guru telah menjadikan siswa aktor utama dalam pembelajaran. Hal yang tidak kalah penting adalah pemetaan Profil Belajar. Siswa auditori tentu tidak terpuaskan kebutuhannya jika guru lebih banyak menyampaikan materi melalui catatan, sebaiknya siswa visual tidak akan termotivasi jika guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, terlebih siswa kinestetik. Memetakan kebutuhan siswa dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi akan membantu siswa mencapai kesuksesan dalam belajar.



Pada modul sebelumnya, kita ingat bahwa KHD mengibaratkan guru seperti tukang kebun yang harus mampu menumbuhkan benih dalam kondisi tanah seperti apapun. Tukang kebun juga tidak dapat menumbuhkan padi menjadi jagung. Demikian juga dalam pembelajaran. Pembelajaran yang homogen berarti memaksakan siswa untuk keluar dari kodratnya, yang merupakan hal yang mustahil. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang manusiawi dan memerdekakan siswa, sehingga kelak dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.



Contoh laporan guru piket Praktik Kinerja PMM

  SIlakan Klik