14-16 Februari 2022
. Namun pada akhirnya kegiatan ini dapat saya selesaikan sebelum tenggat. Saya akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan saya dalam hal perencanaan.
Eksplorasi Konsep Mandiri
9 Februari 2022
Ruang Kolaborasi (Sesi pengerjaan)
Dalam kegiatan ini, kami dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 CGP lintas jenjang. Kami diminta untuk menganalisis studi kasus terkait dilema etika (dapat sesuai dengan pengalaman pribadi ataupun ditarik dari kasus dalam LMS). Kami dibagi dalam BOR kecil dan mendiskusikan kasus apa yang akan kami analisa. dan keputusan apa yang akan kami buat dalam kondisi tersebut. Kendala yang saya hadapi adalah teknis. Saya terpental dari BOR dan tidak dapat masuk kembali, sehingga saya harus mengikuti diskusi melalui WA. Semoga ke depannya kendala seperti ini dapat saya antisipasi supaya tidak menghambat kepentingan bersama.
10 Februari 2022
Ruang Kolaborasi (Sesi Presentasi)
11 Februari 2022
Refleksi Terbimbing
Ki Hajar Dewantara dan asas Pratap Trilokanya merupakan kiblat dunia pendidikan kita. Guru sebagai tukang kebun untuk siswanya diwajibkan mampu menjadi teladan (Ing ngarsa sung tuladha), membangun semangat (Ing madya Mangun Karsa) dan menjadi motivator (Tut Wuri Handayani). Dengan asas ini, kita sadari bersama bahwa pusat orbit pendidikan kita adalah kebutuhan murid. Segala tindakan dan keputusan kita sebagai guru wajib ditujukan hanya untuk kepentingan dan kebaikan murid. Guru selaku pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan pada benturan kepentingan yang mengharuskannya mengambil keputusan. Sehebat apapun benturan tersebut, peran seorang guru adalah pembuat keputusan yang berpihak pada muridnya, yang memikirkan imbas yang lebih besar untuk muridnya.
Guru adalah manusia biasa yang tentu memiliki naik turun dalam emosinya. Tetapi pengelolaan emosi yang sehat dapat menghasilkan keputusan yang terbaik bagi setiap masalah yang dihadapinya. Bagaimana sistem pengelolaan emosi yang sehat? Seperti dijabarkan pada modul Pendidikan Sosial Emosional, teknik STOP sangat dianjurkan. Kesadaran penuh yang dimiliki seseorang membuatnya dapat berpikir tenang dan tidak gegabah dalam bertindak.Menjadi pendidik, jelas Guru akan berhadapan dengan pembahasan sekitar moral dan etika. Pelanggaran-pelanggaran terkait moral dan etika sudah bukan hal asing. Terkadang, sebagai Guru kita mengambil jalan pintas untuk mengambil keputusan terkait hal ini. Namun jika kita renungi bersama, keputusan terkait hal ini akan cenderung mengacu pada nilai yang kita tanamkan dalam diri kita. Prinsip pengambilan keputusan merupakan kecenderungan seseorang bertindak yang dilandasi pada nilai yang dianutnya. Jika seorang guru mengimani nilai visioner dalam dirinya, maka keputusannya cenderung akan menggunakan prinsip jangka panjang dan berlandaskan hasil akhir. Seorang guru yang nilai sosialnya tinggi, akan lebih mendahulukan keputusan berlandaskan prinsip mendahulukan orang banyak alih-alih kepentingan individunya.Hasil keputusan jelas tidak akan dapat menyenangkan seluruh pihak. Namun dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan terkait dilema etika, keputusan yang dibuat akan lebih berpihak pada murid. Keputusan yang telah melalui proses diskusi panjang dengan diri sendiri, penguasaan emosi yang sehat, coaching, analisis mendalam dan pengujian tentu akan lebih berkualitas. Hal ini jelas menciptakan lingkungan pendidikan yang positif bagi tumbuh kembang siswa. Dengan kata lain, pembuatan keputusan yang baik akan membantu Guru menjalankan tugasnya menciptakan "ladang" yang sehat untuk tanamannya dapat tumbuh dengan baik.
Bayangkan jika setiap guru membuat keputusan yang berpihak pada murid! Lingkungan seperti apa yang tercipta? Jika seluruh guru menjadikan muridnya sebagai pusat orbit pendidikan, maka pembelajaran yang memerderkakan murid akan bukan suatu hal yang mustahil untuk terwujud. Hal ini tentu bukan tanpa hambatan. Butuh waktu untuk terbiasa dengan alur pengambilan dan pengujian keputusan ini, butuh juga banyak usaha dan latihan. Banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya, yang tidak semuanya paham dengan alur pengambilan dan pengujian keputusan ini dapat merupakan hambatan. Apalagi setiap pihak memiliki kepentingan yang kadang bertabrakan. Dalam menghadapi benturan kepentingan ini, Guru harus kembali pada kepentingan muridnya. Bahkan keputusan yang seorang Guru ambil dapat mempengaruhi masa depan muridnya. Misalkan dalam memberikan nilai pada seorang siswa yang bisa dikatakan sudah berusaha maksimal namun nilainya masih belum sesuai KKM, jika Guru hanya mengandalkan prinsip keadilan tanpa melibatkan empati, maka siswa tersebut bisa tidak naik atau tidak lulus. Jelas hal ini akan mempengaruhi masa depan siswa tersebut. Bukan hanya masa depannya, namun mungkin etos kerjanya sebagai murid akan berubah.
Rabu, 2 Februari 2022
Pre Test Paket Modul 3
Setelah non aktif selama satu bulan, kami kembali melaksanakan kegiatan lanjutan Program Guru Penggerak. Kegiatan kami mulai dengan melaksanakan Pre Test Paket Modul 3. Ada 15 soal yang kami hadapii, 14 soal Pilihan Ganda dan 1 soal menjodohkan istilah. Dari soal yang kami hadapi, sepertinya Modul 3 terkait dengan peran seorang guru sebagai Pemimpin Pembelajaran. Waktu yang diberikan 60 menit. Kendala yang saya hadapi adalah kendala kesehatan yang kurang baik. Saya mengerjakan tes dalam kondisi demam. Tetapi saya bersyukur nilai yang saya peroleh memuaskan.
Kamis, 3 Februari 2022
Mulai Dari Diri
"Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)"
13 Desember 2021 - Elaborasi Konsep (sesi Instruktur)
Dalam kegiatan ini, kami belajar lebih dalam tentang konsep Coaching. Instruktur kami adalah Ibu Murti Ayu Wijayanti. Beliau menyampaikan materi dengan baik dan interaktif. Beliau melibatkan seluruh peserta untuk mencoba teknik Coaching dan memberikan evaluasi jika terjadi kekeliruan. Sejauh ini, Ibu Murti adalah salah satu Instruktur terbaik. Harapan saya adalah semoga ke depannya instruktur yang dihadirkan sekelas dengan beliau atau lebih baik lagi, sehingga proses pembelajaran menarik dan hidup.
Dalam kegiatan ini, kami diminta untuk menghubungkan materi-materi dari modul yang sudah kami pelajari dan membentuknya dalam grafik, video atau media lain yang kami sukai. Saya memilih bentuk infografik karena saya rasa simple dan tidak menyita waktu. Tantangannya adalah menarik benang merah supaya materi dapat terkoneksi dengan baik dan menjadi suatu konsep yang utuh.
Dalam hal ini kami diminta untuk melakukan teknik Coaching seperti pada Demonstrasi Kontekstual. Lagi-lagi waktu jadi penghambat karena kegiatan ini bersamaan dengan pengerjaan nilai Laporan Penilaian Elektronik (e-raport) sehingga seluruh rekan saya sibuk. Harapan saya semoga penyusunan jadwal ke depan dapat memperhatikan kalender akademik supaya tidak saling bertabrakan dan mengganggu tugas utama.
Kami sampai pada ujung perjalanan Modul 2 yaitu Post-Test. Saya agak khawatir karena hari dimana Test dilaksanakan, kegiatan saya super padat di sekolah karena sedang melaksanakan pengisian Laporan Penilaian dan mempersiapkan Perpustakaan untuk kunjungan Inspektorat. Saya tidak punya waktu untuk belajar, sehingga lumayan pasrah dengan hasilnya. Dan sangat bersyukur ternyata hasil yang saya peroleh masih meningkat dari hasi Pre-Test terdahulu. Harapan saya semoga untuk tes terakhir nanti di modul 3, saya bisa lebih baik lagi.
6 Desember 2021- Ruang Kolaborasi sesi Pengerjaan
Dalam kegiatan ini, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang. Setiap individu bertukar peran sesuai dengan studi kasus yang disediakan LMS. Kasus yang disediakan adalah: Coaching siswa yang tidak percaya diri untuk mewakili sekolah dalam lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten, Coaching siswa yang bermasalah karena tidak ikut les privat pelajaran seorang guru dan seringkali disindir, Coaching rekan sejawat yang ditegur Pengawas sekolah karena tidak menggunakan Buku Paket saat mengajar. Dalam kasus 1, saya berperan sebagai Coachee, dalam kasus 2 saya berperan sebagai Coach dan dalam kasus ke-3 saya berperan sebagai pengamat. Kegiatan ini menyenangkan karena kami dapat bekerjasama dan bermain peran. Melalui dialog yang dibangun, kami dapat memperoleh gambaran seperti apa itu teknik Coaching. Tantangannya adalah terkadang dalam situasi nyata, Coachee tidak dengan sukarela menemui kita untuk bercerita, tidak juga terbuka saat ditanya dan seringkali terhambat menyusun rencana.
Kali ini kami bukan lagi berlatih teknik Coaching, tetapi sudah praktek dan wajib merekam melalui Google Meet. Agak sedikit khawatir karena jaringan kurang bagus, dan perlu waktu lama untuk menunggu supaya hasil rekaman masuk ke Google Drive. Hambatan yang dihadapi karena tidak semua anggota kelompok saya memiliki akun Belajar.id. Harapannya semoga ke depannya seluruh guru dan tendik dari jenjang apapun memiliki akun ini dan semoga setiap provinsi memiliki admin super sehingga apabila terdapat masalah, tidak perlu mengurus ke pusat.
8 Desember 2021 - Refleksi Terbimbing
Menyelesaikan Bimtek Merdeka Belajar.
Materi yang saya dapat dari Bimtek ini kurang lebih sealur dengan yang saya pelajari dari modul Calon Guru Penggerak. Dalam bimtek ini, saya belajar kembali tentang Filosofi Pemikiran KHD dan relevansinya pada pendidikan era modern serta konsep merdeka belajar. Saya merasa senang karena dapat menyelesaikan Bimtek tepat waktu dengan hasil yang baik. Saya harap semoga yang saya dapat bukan hanya sekedar teori, namun dapat diaplikasikan dalam pembelajaran sehari-hari.
Demonstrasi Kontekstual
Dalam kegiatan ini kami diminta untuk membuat suatu RPP yang menunjukkan diferensiasi baik itu diferensiasi kontek, proses ataupun produk serta menyertakan pendidikan sosial emosional di dalamnya. Materi yang saya pilih adalah Teks Naratif dengan diferensiasi konten dan proses serta menyertakan Kompetensi Penguasaan diri, Pengeloon diri, Kesadaran Sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Yang saya rasakan dalam kegiatan ini adalah tertantang, karena dalam situasi PTM kami hanya memiliki waktu dan siswa terbatas sementara kegiatan yang akan saya lakukan banyak dan mengharapkan partisipasi aktif siswa. Harapan saya, RPP ini akan membantu saya untuk dapat memanajemen waktu dan kegiatan, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin saya capai dapat terwujud.
Elaborasi Pemahaman (sesi Instruktur)
Kami berdiskusi tentang materi Pembelajaran Sosial Emosional lebih dalam dengan instruktur Ibu Purnamasari Pelupessy. Dalam sesi ini kami diberi paparan lebih dalam tentang materi yang sedang kami pelajari dan menanyakan tentang hambatan yang kami hadapi di sekolah masing-masing. Saya berharap, sesi ini dapat membantu dan menguatkan saya supaya dapat mengaplikasikan Pembelajaran Sosial Emosional secara konsisten untuk mewujudkan konsep Merdeka Belajar.
Koneksi Antar Materi
Dalam kegiatan ini, kami menghubungkan materi-materi yang sudah kami pelajari dari modul 1.1 hingga modul 2.2. Saya memilih untuk menyajikan dalam bentuk infografis karena saya belum pernah menggunakan media ini sebelumnya. Yang saya rasakan adalah saya senang karena mempelajari media baru dan kegiatan ini menyegarkan kembali memori saya tentang materi yang sudah kami lewati sebelumnya. Saya harap apa yang saya lakukan dalam kegiatan ini dapat menguatkan konsep saya tentang bagaimana mengaplikasikan merdeka belajar yang sesungguhnya.
Aksi Nyata Modul 2.2
Disini kami diminta untuk merekam sesi pembelajaran yang melibatkan diferensiasi dan kompetensi sosial emosional dalam waktu 15 sampai 20 menit dan mengunggahnya ke LMS. Siswa yang saya libatkan dari kelas 9-D. Latar belakang siswa beragam. Yang saya rasakan adalah saya senang karena melihat siswa saya antusiasi, terutama saat sesi bermain berkelompok. Masih ada hal yang harus diperbaiki, yaitu rasa percaya diri siswa saya saat sesi presentasi, mungkin dikarenakan mereka harus beradaptasi lagi setelah selama ini belajar melalui metode daring. Dalam pembelajaran ini saya mengaplikasikan teknologi sebagai media bantu. Dalam pembelajaran ini, saya menemui hambatan karena terkadang siswa saya mengalami gangguan jaringan dan WIFI sekolah tidak mencapai spot kelas saya. Dalam mengatasi masalah ini, saya mempersilakan siswa untuk menggunakan hotspot pribadi saya. Saya harap, ke depannya siswa saya dapat lebih mandiri dan percaya diri serta lebih terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Model Papan Cerita
14 November 2021
Mendaftar Bimtek Merdeka Belajar dan Bimtek Numerasi dan Literasi di SIMPK. Hal ini saya lakukan secara sadar dan mandiri untuk mengembangkan kemampuan dan belajar tentang hal baru.
Kami memperdalam konsep tentang KSE dan Mindfulness melalui studi kasus. Ada 5 cerita tentang seorang tokoh bernama Pak Eling yang digambarkan menghadapi beragam kegiatan dalam satu waktu yang pada akhirnya mengurangi produktivitasnya. Melalui studi kasus ini, kami belajar menerapkan teori yang kami peroleh sebelumnya dalam Eksplorasi Konsep. Melakukan kegiatan ini, saya seperti berefleksi, karena seperti Pak Eling, terkadang saya pun bukan pengendali emosi yang baik dan terkadang keputusan yang saya ambil pun belum bijaksana.
17 November 2021
Ruang Kolaborasi Sesi Diskusi
Dalam Ruang Kolaborasi pada modul ini, kelas kami dipecah menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok TK, SD, SMP dan SMA. Tetapi karena kelompok SMA hanya terdiri dari 1 CGP, maka karena saya merupakan guru kelas 9, saya ikut dalam kelompok SMA. Disini kami mendiskusikan apa yang sudah dan akan kami lakukan untuk menerapkan KSE dalam pembelajaran.
Ruang Kolaborasi Sesi Presentasi
Kali ini kami mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan untuk kali ini kami mendapat giliran malam hari. Pukul 19.00 kegiatan dimulai melalui Room Gmeet. Partner saya adalah Frida Magdalena dari SMA Swadhipa Natar. Yang saya rasakan, saya menjadi lebih kaya ilmu karena mendapat partner dari jenjang berbeda. Pengaplikasian KSE ada kesamaan, namun dengan kemasan yang berbeda. Misalnya saja Konsultasi Karir di SMP lebih untuk mengarahkan siswa ke jenjang SMA atau sederajat, sementara untuk SMA lebih pada pengambilan jurusan dalam perkuliahan atau pekerjaan.
Model Papan Cerita
10 November 2021
10 November 2021
SIlakan Klik